Laman

Rabu, 19 Oktober 2011

MOTOR YANG HILANG


Temenku Pepe curhat, “Pie.. tau gag?”
“gag” jawabku santai.
“ini mau cerita” lalu diapun mulai melanjutkan ceritanya.
 “ku kan pergi makan ea ma temen2ku diwarung makan gudeg depan kampus”.
Ku berfikir, mana ada gudeg didepan kampus? Akupun bertanya
 “gudeg?depan kampus?prasaan depan kampus takada gudeg deh”
trus temenku jawab
 “iyah! Sebelahnya fotocopian kan ada bakso ea sebelahnya bakso ada  warung makan bakar2, trus Sebelahnya lagi ada lahan kosong, Sebelahnya kos2an cewe, trus Sebelahnya ada fotocopian lagi, nah warung gudegnya itu disebelahnya butik sebelah fotocopian lagi ituh”
Aku terdiam sesaat, fikiranku berusaha menelusuri jalanan depan kampus yang terdapat banyak pertokoan, warung2 makan dan fotokopian, namun ku tak menemukan warung gudeg yang ia maksud. Ku hanya mengangguk2, pura2 mengerti dan berkata
 “owhhh… gudeeggg????”
Pepepun melebarkan senyumnya, membanggakan dirinya karna terlalu sangat cukup pintar untuk menjelaskan letak warung gudeg yang ia maksudkan itu.
“trus????truss???” Tanyaku penasaran
 “apa yang terjadi dengan warung gudeg itu??”
“kamu tau gag?gudeg disitu mahal banget, masa’ ku makan berdua ma cwoq disitu habis 30rb coba” celotehnya
“benarkah?aku tak pernah makan disitu sih.. jadi gag tau deh!”
“biarlah aku saja yang merasakan mahalnya makanan disitu Pie” sahutnya
Lama dia bercerita tentang warung gudeg itu, mulai dari "history of WARUNG GUDEG" sampai tetek bengeknya yang pada akhirnya setelah beberapa jam ku jadi pendengar setia diakhiri dengan salam perpisahan. Diapun pergi dengan hati lega (mungkin) setelah bercerita banyak tentang warung gudeg yang gag jelas dimana keberadaannya itu.
Namun sial sungguh sial, sesampainya dikosan ku dapat 1pesan yang kau tau itu dari siapa? Si Pepe, dia bilang kalau sebenernya dia mau curhat dan yang lebih mengejutkan lagi bahwa apa yang tadi ia ceritakan padaku dimana cerita itu berkisah tentang warung gudeg dan sejarahnya ternyata bukanlah isi cerita yang ingin ia sampaikan. Cerita yang sebenarnya adalah bahwa ia ingin mengabarkan tentang motornya yang hilang sehabis makan gudeg disitu (walaupun tidak diketahui entah motor itu hilang atau salah parkir). Panjang lebar sms yang ia kirimkan mataku serasa terbakar ketika membacanya, belum lagi gaya tulisannya yang sulit sekali untuk dibaca
‘ Pie.. bne.na axyu di tu wau c'hat’
Butuh waktu 10menit 36 detik untuk mengerti apa yang ingin dia katakan. Temen kosku si Endul yang sedari tadi tengah memperhatikanku yang selalu geleng2 kepala sambil baca sms berkata
“ngapain Pie?? Gie ajeb2 kah?”
“ini Ndul, temenku kehilangan motornya, kasihan banget” jawabku dengan mimic yang dimirip2kan bak orang yang tengah iba
“owhh… emang temenmu tuh brani bayar brapa kalo motornya ketemu?”
Mendengar statementnya si Endul, ku merasa bangga banget punya temen kayak dia, bersyukur karna Tuhan telah mengirimkan sosok Endul sebagai seorang teman yang multifungsi itu. Kamar kosankupun berubah menjadi taman bunga yang banyak dihinggapi kupu2.
Wahhh.. si Endul ini keren ea?punya temen intel, batinku
“temenmu intel Ndul?wahh.. keren ea?boleh ntuh! Ntar ku kasi tahu temenku deh!”
Dengan congkaknya dia mendongakkan mukanya dan tertawa-tawa gag jelas sambil berkata
“ngak! Sapa bilang temenku intel?dia maling kok! Kali ajah dia atau komplotannya yang nyuri”
Gubrakkkkk….
Tiba2 saja, kupu2 warna-warni nan indah yang terbang kesana kemari dengan indahnya dan yang sebagian lagi tengah mengambil sari2 bunga ditaman bunga tersebut, tersihir oleh mantra2 si Endul tadi yang membuatnya menjadi lalat bodoh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar